Langsung ke konten utama

Minyak Tengkawang


      Pada hari Saptu, Tanggal 17 November 2018 jam 8 Pagi kebetulan saya berkesempatan mendampingi Bapak Agung Wibowo, Konsultan dari BPSKL Wilayah Sumatera mendatangi dan bersilahturahmi ke tempat bapak M. Tola salah satu petani di Desa Napal Melintang yang sudah mengelola Minyak Tengkawang.

    Tepat pukul jam 11.00 siang sampailah kami ketempat Pak Tola. Kami disambut oleh Bang Asmadi, Fasilitator Desa Napal Melintang. Dalam perjalanan perlu waktu sekitar 3 jam perjalanan dari Sarolangun dengan medan campur dari Aspal sampai jalan tanah berlubang dan perlu kesabaran ekstra hingga sampai ke Desa Napal Melintang, desa paling ujung dari Sarolangun berbatasan langsung dengan Kabupaten Musi Rawas Utara.

     Minyak tengkawang kalau di Daerah Batang Asai menyebutnya Minyak Singkawang. Merupakan Minyak dari ekstraksi biji atau buah dari pohon meranti tengkawang. Dari sejarah dan cerita pak Tola, minyak tengkawang merupakan minyak pada jaman dulu diolah oleh warga desa sebagai pengganti dari minyak sayur dari sawit sebagaimana dengan minyak kepayang sama sebagai pengganti minyak sayur karena dulu masyarakat desa sulit mendapat minyak sayur dan pasar jauh jarak dari desa sehingga masyarakat desa berinisiatif mencari pengganti minyak sayur.


      Minyak tengkawang punya manfaat bisa untuk mengobati sariawan dan panas dalam. Dengan cara bisa langsung ditutul ke nasi panas sehingga nasi berubah warna kuning kehijauan sama seperti minyak tengkawang berwarna hijau kemudian bisa langsung dimakan. Atau bisa juga minyak tengkawang tadi dipotong sedikit-dikit dan bisa dimakan langsung. Lama-lama sariawan dan panas dalam bisa kurang dengan rutin makan nasi pakai minyak tengkawang atau minyak dimakan secara langsung.
Proses membuat Minyak Tengkawang yakni
  • Pengumpulan buah atau biji tengkawang
  • Setelah itu biji dikupas kulit buah atau biji
  • Setelah itu kulit dijemur sampai kering dan bila dipatah berbunnyi tek
  • Setelah biji kering kemudian dicuci sampai bersih
  • Kemudian dijemur lagi sampai kering
  • Setelah itu biji ditumbuk memakai penumbuk padi
  • Setelah ditembuk kemudian dilemang atau dibakar
  • Setelah selesai dilemang biji tadi di press dengan mesin kampo
  • Dari pres kampo kemudian keluarlah minyak tengkawang dan ditampung menggunakan bambu.
  • Bambu  berisi minyak tengkawang di biarkan selama 1 minggu minyak tengkawang menggumpal dan dapat digunakan lama.


       Dari informasi dari pak Tola, dari satu pohon diperoleh 5 Karung besar biji tengkawang kemudian dilakukan pengelolaan diperoleh 40 bambu minyak tengkawang. Untuk ukuran bambu minyak tengkawang yakni panjang 30- 50 cm dengan lebar 4-6 cm. Menurut pak Tola dari 40 tabung bambu minyak tengkawang belum dijual secara komersil hanya dari permintaan dari tetangga atau tamu dari luar yang ingin mencicipi minyak tengkawang terkadang dibeli dengan 1 tabung minyak tengkawang 100 ribu atau lebih

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gappsta, Pasar Sepeda Jogya

Kota jogja begitu selalu disingkat oleh para pelancong atau orang dalem jogya dulu pernah terkenal dengan kota sepeda. Tidak salah bila orang-orang dulu menjuluki jogja sebagai kota sepeda, ayah saya yang pernah menyematkan salah satu sekolah pertanian dan perkebunan di Jogja tak lepas dari sepeda sebagai transportasi utama. Bayangkan saja Jarak dari Klaten ke Jogja ditempuh dengan sepeda dan dilakukan setiap minggu tentu terasa sangat berat untuk ukuran saat ini, Realita ini dilakukan ayah saya. Ini masih terlalu mudah bahkan ada yang sampai di laju dari Klaten-Jogya dengan sepeda setiap hari. Wah hebat bukan orang dulu begitu sehat-sehat dengan sepeda. Peninggalan sepeda kuno-kuno dipakai Orang –orang Tempoe doeloe ini ada di Pasar Sepeda Yogyakarta. Pasar sepeda ini dikenal dengan Gappsta. Gappsta ini merupakan singkatan ( Gabungan Pedagang Sepeda Bekas Jogjakarta). Tempat ini terasa akan membawa kita untuk menyelami bagaimana bentuk-bentuk sepeda-sepeda kuno. Let...

SOLUSI TERHADAP KETERGANTUNGAN TERHADAP UTANG LUAR NEGERI

Undang-undang Penanaman Modal Asing 1967 menyebutkan bahwa Modal asing diberi keluasaan untuk masuk di negeri Indonesia. Kemudian banjir investasi masuk ke dalam negeri untuk melakukan pemanfaatan Sumber Daya Alam sehingga menghasilkan keuntungan besar bagi investor. Tidak salah memang pemerintah mengeluarkan UU PMA tersebut, Pemerintah yang di gawangi oleh Presiden Soeharto ( Orde Baru) tidak ingin membangun ekonomi dan negara hanya dengan kemampuan sendiri. Ekonomi Kerakyatan yang di gembar-gemborkan Bung Hatta belum memberikan hasil yang signifikan. Padahal pemerintah pada waktu itu mengalami resesi ekonomi yang sangat besar hingga 200%. Maka Soeharto dengan membuat UU PMA tersebut bermaksud membayar utang dan membangun negara dengan bantuan luar negeri. Gelombang Modal besar-besaran telah masuk ke Indonesia pasca UU PMA di sahkan oleh negara. Berangsur-angsur pemerintah mampu mengurangi resesi ekonomi tersebut hingga akhirnya pemerintah membangun pemerintahan Indonesia dengan m...